Skip to main content

Belajar Memasak



Banyak wanita single yang berpikir bahwa memasak itu cuma kerjaan wanita yang udah jadi ibu.

Hmmm... Sebenernya bukan pemikiran yang salah kok. Waktu aku single juga mikir gitu soalnya, hehehe. Dulu paling masak pagi di apartemen,menu yang sederhana untuk bekal, lalu cepat-cepat berangkat ke kantor. Namun setelah berumahtangga, kalau flashback sejenak ke masa lalu, sebetulnya "keinginan" untuk memasak itu harus dimunculkan sejak dini lho. Aku nggak ingin bilang "kemampuan", "kesukaan" karena nanti jadi seperti suatu skill yang harus dipelajari. Padahal menurut aku, memasak itu muncul dari niat/keinginan dulu. Kalau sudah berumahtangga sih biasanya nalurinya udah muncul (atau terpaksa muncul dengan sendirinya, hehehe) , secara siapa sih yang mau balitanya makan masakan di luar terus, yang penuh perasa,pengawet dan bahan kimia lainnya.

Kalau keinginan memasak itu sudah ada, tinggal beli tabloid resep, coba-coba, dan kita PASTI langsung menyadari bahwa memasak itu nggak seribet kelihatannya. Yaaa emang semakin sering dipraktekkan, akan semakin diluar kepala kita hafal bumbunya, dan rasanya juga semakin enak. Memasak nggak harus ribet kok, tapi sebisa mungkin hindari penggunaan bumbu instan yang banyak dijual di supermarket, karena sudah berisi banyak perasa (vetsin, MSG) dan pengawet. Kalau males, masa sih goreng tempe aja nggak bisa? Eniwei, masak indomie nggak masuk kategori memasak yaaa, hahahahaa... Biasanya sih, kalau dari pengamatanku pada orang single, anak kos lebih terampil dan niat dibanding anak rumahan. Ya iyalah, kalau masih di rumah ortu kan mau makan apa udah dimasakin sama mamanya. Kalau anak kos lebih mandiri dan menghitung pengeluaran.

Banyak hal logis yang menguntungkan bagi wanita single untuk mulai kebiasaan memasak:

  • Makanan di luar rumah sekarang mahalnya amit-amit. Kisaran biaya makan sekarang kalau di mall, yang kayak KFC aja udah Rp 25.000,-/orang. Baru 1x makan tuh dalam sehari. Kalau 3x makan, sehari kita bisa habis uang minimal Rp 30.000-Rp 50.000,- . Dengan catatan, makannya di warteg tuh, bukan di mall. Karena warteg sekarang sekali makan aja sekitar Rp 15.000,-).. Berarti dalam seminggu kita keluar uang sekitar Rp 350.000,-.  Kalau belanja di tukang sayur keliling, uang Rp 100.000,- itu udah cukup untuk makan layak 1 orang single selama seminggu lho! Jadi bandingkan sendiri pengeluarannya, hemat kan :)
  • 2. Alasan paling penting: Lebih sehat, selama jangan pakai bumbu instan, dan jangan makan indomie terus ya:) your body deserve the best!
  • Hemat waktu, gak usah ribet keluar rumah cari makanan. Siapa bilang masak itu lama dan ribet? awalnya iya, tapi kalo udah  biasa, akan makin cepat. Masak telur dadar aja kan 1 menit bisa jadi. Lama-lama masak steak ayam pun bisa dalam 30 menit, 2 tahun lalu aku masak steak ayam dalam waktu satu jam (ngliat buku resepnya 30 menit sendiri, hehe) sekarang dalam waktu satu jam aku bisa memasak 3 menu sekaligus seperti capcay goreng, chicken cordon bleu, dan bakwan jagung. Believe it or not? Learning by Doing.
  • Berguna banget kalau udah berumahtangga. Tadi itu pengeluaran single seminggu aja Rp 350.000,- sebulan berarti 1.400.000,-/orang. Kebayang kalau udah ada suami dan anak. Apa rela keluar Rp 5.000.000,- "Hanya" untuk makan diluar terus? Milyader aja pada pakai chef kok di rumahnya, nggak makan diluar terus setiap hari, hehehe

Popular posts from this blog

Baby Einstein Video

Sejak usia 4 bulan, aku sering puterin video Baby Einstein buat anakku. kenapa aku pilih video ini? 1. Baby Einstein isi materinya menarik, ada jalan cerita pakai fabel binatang. Tokoh binatangnya juga variasinya nggak banyak,jadi gampang diingat sama anakku:) ada pelajaran tentang warna,bentuk,angka,dan yang paling penting, musik!:) 2. Errr...tidak menganjurkan yang bajakan sih krn gampang rusak, tapiii...kalau budget terbatas ya gapapalah beli bajakannya, hahaha prinsip ekonomi banget *malu* 3. Materinya macem2 dan mendidik banget, mulai dari angka, bentuk, warna,melukis, main, menyanyi ada semua,aku kurang tahu 1 set lengkap sebenernya ada berapa dvd, kayaknya sekitar 20 judul deh... 4. Pas muterin video,kitanya bisa istirahat bentar,hueeh kadang namanya mama kan bisa capek juga... Sebaiknya dalam sehari juga nggak sering-sering, sejam cukup:) Actually, aku ngga pernah kasih anakku nonton tv lokal dari dia bayi... menurutku tayangannya nggak ada yang "sehat". Lebih baik ki...

Review tempat main anak BSD

Aduuh udah lamaaa bertahun-tahun nggak buka blogspot lagi, gara-gara INSTAGRAM EFFECT.... bikin males nulis dan nggak produktif. Padahal kalau secara penyimpanan memori, lebih asyik blogspot yang nanti bisa diwariskan ke anak-anak lho... Ceritanya kali ini mau cerita aja tentang area main anak sekitaran BSD walaupun baru 3 tahun tinggal resmi disini. Hari biasa aktivitas aku sama anak-anak udah mayan padat, apalagi sejak ieva masuk SD dan imelda masuk TK, otomatis muternya yaaa sekitaran BSD doang, hehehe.... Eniwey, BSD sekarang macet banget yah. Sejak ada Hall ICE dan AEON, tiap weekend daerah putaran maut ITC-BSD Junction itu pasti muacet pol. Dasarnya gw emak males ngesot jalan-jalan, ini cerita beberapa tempat main anak: 1. Little Jungle, Flavor Bliss, Alam Sutera Harga Tiket 2016: WEEKDAYS  Reguler 40.000,-/anak. VIP 60.000/anak, pendamping 10.000/orang. VIP itu bisa main yangoutbond segala. WEEKEND Reguler 60.000,-/anak. VIP 90.000/anak, pendamping 15.000/orang. ...

ITB, Dulu dan Sekarang

Nggak terasa 7 tahun berlalu sejak aku lulus dari bangku kuliah. Tapi bicara tentang ITB "masa dulu", tentu lebih banyak alumni dan pakar yang sukses dan lebih pantas untuk nulis ulasan di blognya, misalnya... Aburizal Bakrie, mungkin? hahaha... *bad idea, tampaknya beliau terlalu sibuk buat nulis blog ITB dari udara tahun 1920-an Mungkin angkatanku, 2001, adalah angkatan peralihan, dimana ITB mulai tahun 2002 mulai memberlakukan penerimaan "jalur khusus" yang dikenal luas sebagai jalur orang pintar (dan berduit). Sejak saat itu lapangan-lapangan di ITB yang rimbun mulai dipugar menjadi parkir mobil. Hanya memakan waktu sekitar tiga angkatan, saat aku lulus di 2005, kedua lapangan besar di depan Aula Barat dan Aula Timur sudah disesaki mobil mahasiswa. Lapangan basket yang terkenal sejak jaman dahulu dengan kerimbunannya mulai dibongkar, yang kini menjadi area Student Centre dengan arsitektur barunya yang minimalis dan gersang. Satu-persatu bangunan kenanga...