Skip to main content

Mukjizat Anakku





Anak ini adalah mukjizat.

Tidak cukup kata-kata yang bisa mendeskripsikan pengalaman keluargaku selama 9 bulan terakhir ini, akan kuceritakan sejak awal sampai di titik klimaks lahirnya anak keduaku.

Baru 10 minggu berlalu sejak aku dinyatakan mengandung. Anak pertamaku, Ieva pulang sekolah dengan wajah berbintik merah. Aku mendapat firasat kurang baik, dan segera ke dokter, hati ini rasanya nggak tenang dan di kepalaku sudah terpikir sebuah penyakit yang sangat ditakuti wanita hamil, virus Rubella. Di dokter, dia dibilang hanya alergi. Namun hatiku tetap cemas, besok siangnya aku inisiatif memeriksakan darahnya ke lab. Hasil lab menyatakan ieva positif terkena rubella. Kami serumah diliputi kepanikan, bagi ieva sendiri virus ini hanya campak biasa yang akan sembuh sendiri. Namun kalau virus ini sampai masuk ke badanku yang sedang hamil, akibatnya bagi janin bisa fatal. (Silakan browsing sendiri di Google apakah rubella itu dan akibatnya, karena aku tidak ingin mengingat masa2 penuh kepanikan itu).

Malam hari itu juga, setelah hasil lab ieva keluar aku segera mengungsi ke rumah saudara di kota yang sama. Aku berusaha membuat suami tidak panik, karena aku tahu pekerjaannya di pulau lain sedang padat juga. Inilah kali pertama sejak melahirkan ieva, aku meninggalkan ieva. Berat dan sedih, tapi demi calon adiknya, aku harus bertahan. Kalau di rumah yang sama, resiko aku tertular akan semakin besar.

Hari-hari tanpa ieva benar-benar berat dan menguras emosi, apalagi dia anak yang tabah, campaknya belum sembuh, tapi dia cuma diam aja dan berpikir sendiri,nggak nangis teriak-teriak, walaupun ditinggal mamanya sampai 3 minggu. Sudah amankah? Tidak. Menjelang weekend di minggu kedua, di badanku muncul bintik-bintik merah,mulai dari tangan, wajah, leher, menyebar ke perut. Saat itu aku betul-betul panik dan putus asa. Ternyata virus itu tetap menular (karena masa inkubasinya bisa 2-3 minggu sebelum gejala ruam merah muncul). Siangnya langsung aku cek lab, namun hasil lab baru keluar 2 hari kemudian. Malam hari aku kabari suamiku tentang bercak merah ini, kami betul-betul kehilangan arah, sampai akhirnya besok subuhnya suamiku langsung memutuskan untuk pulang ke jawa, aku berangkat ke jakarta, jadi kami bertemu di jakarta. Kami mencari dokter-dokter terbaik dalam kasus rubella ini lewat internet. Saat mencari itu, otomatis juga menemukan berbagai artikel mengerikan dari virus ini. Air mata yang terkuras sudah tidak terhitung banyaknya, membayangkan berbagai kemungkinan mengerikan yang bisa terjadi pada anak kami.

Proses selanjutnya tentu sama seperti orangtua lain pada umumnya, berusaha menyelamatkan calon bayinya. Beberapa nama dokter yang kami browsing dari internet, kami datangi. RS Bunda Jakarta tempat ieva lahir dulu, jadi RS pertama yang kami datangi, kebetulan ada dokter ahli juga yang istilahnya mengurus "fetomaternal"/kelainan janin. Di ruang dokter, kami mendapat banyak pandangan dari dokter. Ada kata-katanya yang membekas di hatiku, "Bu, tanpa rubella pun, kalau 9 bulan ibu usg semua baik dan normal, tiba2 waktu lahir kenapa2, apa mau dibuang juga?". Rasanya pengen nangis waktu ditanya begitu. Iya ya... Dokter menyerahkan kembali ke aku dan keluarga apa yang harus dilakukan pada calon anak kami ke – 2 ini, apakah kandungan ini akan diaborsi atau dilanjutkan.

Beberapa keluarga, saudara, teman yang mengetahui kejadian ini, tidak sedikit yang menganjurkan untuk terminasi langsung. Siang itu, di tengah kebingungan dan putus asa, aku mendengar satu suara yang sangat jelas, sampai aku yakin itu bukan suara dari pikiranku. Bunyinya "Kenapa kamu tidak percaya kepadaKu?". Aku cukup lama tertegun mendengarnya. Saat kusampaikan pada suamiku, dia menguatkan aku terus untuk melanjutkan kehamilan ini. Suamiku adalah supporter terbesar, my soulmate... Akhirnya aku dan suami memutuskan untuk tidak melakukan aborsi karena kami berpikir bahwa aborsi tidak diperbolehkan secara agama dan kami lebih baik berserah kepada Tuhan untuk menjaga dan menyembuhkan janin yang dikandung. Kemudian dokter memberikan obat dan suplemen untuk menghambat penyebaran virus itu.

Menjalani kehamilan dengan penuh penghargaan, itu yang aku jalani sekarang ini. Saat hamil anak pertama, aku jarang peka merasakan campur tangan Yang Diatas, beda banget sama yang kali ini. Waktu lebih banyak dihabiskan untuk berdoa pagi sampai malam, dibantu keluarga, teman, saudara, doa-doa itu makin terasa "keampuhan"nya dari hari ke hari. Aku percaya nggak ada yang melebihi kekuatan Tuhan, prediksi manusia masih bisa punya banyak kesalahan. Aku bukan orang yang "beriman teguh" atau aktif dalam rohani di kehidupan sehari-hari, tapi membaca banyak kesaksian orang di internet, Tuhan tidak pilih-pilih waktu menyelamatkan manusia, siapapun bisa diselamatkan asal percaya.

Beberapa kejadian "menakjubkan" terjadi dalam beberapa bulan itu:

  • Puluhan ayat "muncul" dengan sendirinya saat kami membuka Alkitab, dan bunyinya selalu pas, selalu menunjukkan arah apa yang harus kami lakukan.
  • Bulan Des 2011 aku pernah memesan sebuah buku kepada seorang penulis Kristiani, judulnya "Mukjizat Kehidupan". Namun setelah memesannya, aku lupa, sampai akhirnya tgl 8 Des pagi aku berdoa ingin Tuhan beri hadiah di hari ultah pernikahan keempat kami. Siang harinya buku tsb sampai, di dalamnya ada 2 buku mungil, gratis diberi oleh penulisnya, isinya ttg doa-doa untuk kesembuhan, sesuatu yang sangat aku butuhkan saat ini. Sungguh ajaib, seakan Tuhan sendiri yang mengirim bacaan2 itu untukku, tanpa aku minta.
  • Aku mengontak beberapa orangtua yang mengalami kasus sama (hamil terkena rubella), ajaibnya Tuhan mempertemukan aku dengan para orangtua yang semua anaknya "selamat", semua anaknya normal, dan mereka semua sangat pro-life, mendukung untuk meneruskan kehamilan.
  • Intensif berdoa, ajaib, angka titer virus pada bulan ke 5 menurun drastis, bahkan saat bulan ke 7 angkanya sudah negatif! Secara medis nggak banyak yang bisa mengalami itu, kebanyakan saat melahirkan, angka titer virus di badan si ibu masih positif mengandung virus. Aku percaya ini berkat Tuhan.
  • Saat bingung memilih nama bayi sampai berbulan-bulan aku dan suami belum sreg, sepupuku menyarankan untuk mendoakan dan meminta nama dari Tuhan. Untuk nama belakang aku sudah menentukannya, karena 3x ditunjukkan melalui ayat Alkitab. Untuk nama depan, 2 hari setelah didoakan langsung muncul nama yang cocok, nama yang indah menurut kami.
  • Setiap detik selama 7 bulan itu kami menekan perasaan manusiawi, yaitu kecemasan. Setiap kali takut, aku berusaha cepat mengalihkan pikiran dengan berdoa. Doa apa saja, menyampaikan ketakutanku, berkeluh-kesah pada Tuhan, dan bersyukur untuk hari itu. Doa adalah jalan yang ampuh untuk mencari kedamaian. Saat kandungan 8 bulan pun sempat beberapa kali flek, diberi obat penguat kandungan, dan setelah berdoa nggak lama fleknya hilang.

Nggak terasa 9 bulan berlalu cepat, Dokter terus memantau perkembangan janin melalui USG. Bulan demi bulan,dan tiba saat melahirkan. Seminggu sebelum rencana operasi,aku sudah ke Jakarta. Akhirnya Minggu, 6 Mei 2012 pkl 12.27 di RS Bunda Jkt anak kedua kami lahir, kami beri nama Imelda Elianna. Imelda artinya "pejuang yang tangguh", Elianna artinya "Tuhan telah menjawab". Dan memang betul Tuhan menjawab doa kami. Selama 5 hari kami di rumah sakit, macam-macam tes dilakukan, dari mata, telinga, jantung, darah. Semua tes lolos dengan baik, kecuali telinga sebelah kiri akan diulang 6 bulan lagi. Namun dari tes darah, dokter menyatakan virus tsb nggak sampai ke Imelda. Puji Tuhan, Engkau sungguh besar! Sungguh kami berterima kasih kepada Tuhan atas segala kebaikanNya dan belas kasihNya.

Terima kasih atas segala doa, dukungan moral dari keluarga, sepupuku Katrin dan seluruh rekan persekutuannya, rekan-rekan suami di persekutuan Kaltim Prima Coal, tim dari dr. Noroyono Wibowo, SpOG, tim dari dr. Dedy Wilson, SpA, dan berbagai pihak yang nggak bisa disebut satu-persatu disini.

Dan saat menulis kesaksian ini, aku kembali ke masa-masa sukar itu, diantara pilihan meniadakan atau mempertahankan anakku, di saat itu aku mendengar Ia berkata, "Kenapa kamu tidak percaya kepadaKu?".

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah!
Betapa besar jumlahnya!
(Mazmur 139:13-17)

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
(1 Korintus 10:13)

Popular posts from this blog

Review tempat main anak BSD

Aduuh udah lamaaa bertahun-tahun nggak buka blogspot lagi, gara-gara INSTAGRAM EFFECT.... bikin males nulis dan nggak produktif. Padahal kalau secara penyimpanan memori, lebih asyik blogspot yang nanti bisa diwariskan ke anak-anak lho... Ceritanya kali ini mau cerita aja tentang area main anak sekitaran BSD walaupun baru 3 tahun tinggal resmi disini. Hari biasa aktivitas aku sama anak-anak udah mayan padat, apalagi sejak ieva masuk SD dan imelda masuk TK, otomatis muternya yaaa sekitaran BSD doang, hehehe.... Eniwey, BSD sekarang macet banget yah. Sejak ada Hall ICE dan AEON, tiap weekend daerah putaran maut ITC-BSD Junction itu pasti muacet pol. Dasarnya gw emak males ngesot jalan-jalan, ini cerita beberapa tempat main anak: 1. Little Jungle, Flavor Bliss, Alam Sutera Harga Tiket 2016: WEEKDAYS  Reguler 40.000,-/anak. VIP 60.000/anak, pendamping 10.000/orang. VIP itu bisa main yangoutbond segala. WEEKEND Reguler 60.000,-/anak. VIP 90.000/anak, pendamping 15.000/orang. VIP

Mengurus Perpanjangan Paspor Anak Tangerang Selatan

Mengurus perpanjangan paspor anak (paspor biasa, bukan e-paspor) nggak terlalu rumit prosedurnya, untuk area BSD aku ambil di : UNIT LAYANAN PASPOR KANTOR IMIGRASI KELAS 1 TANGERANG Ruko Golden Boulevard Blok E No 5-6, Lengkok Karya, Serpong Utara, Tangerang Selatan 15310 Syarat: Unduh/download aplikasi Layanan Paspor Online Ikuti petunjuk di aplikasi itu (daftarkan email kita, isi data sesuai perintah) Untuk imigrasi BSD ini pendaftaran antrian semua harus dari aplikasi ini, dan bukalah aplikasi ini harus hari Jumat mulai pukul sampai Minggu , itu untuk dapat nomor antrian selama 1 minggu ke depan. Di aplikasi, klik menu Antrian, pilih di peta, kantor Imigrasi tangerang Selatan, pilih hari apa dan jam berapa kita mau ke kantor itu untuk bawa berkas asli dan fotokopi. Jika sudah lengkap semua data, akan langsung dapat nomor antrian dan barcode antrian di hape kita, beserta hari rencana kedatangan.  Sambil menuju hari H, kita lengkapi dulu berkas hadcopynya: Fotokopi

Lego Legoan

Berhubung ieva mulai masuk usia seneng main balok yang lebih rumit, udah 2x ini aku kasih mainan Lego KW merk Bella and Friends. Nggak nyangka deh, walaupun KW dan harganya gak seperti LEGO, tapi kualitas bahan dan macamnya bagus-bagus, lho. Buku panduan perakitannya juga detail dan bermutu. Aku biasa beli disini , karena udah nyoba cari di ITC BSD aja harganya bisa beda 100 ribuan, waksss.... Tema nya juga cukup beragam, untuk ieva mungkin karena anak cewek, dia lebih suka tema yang berhubungan dengan dapur dan tanaman dan kebun dan kolam renang, hehehehe...kalo anak cowo jangan dibeliin Bella and Friends yaa :) Ini tampilan setelah kita rakit bareng-bareng: (ieva belum bisa merakit, tapi dia sudah aku ajari membaca gambar teknik di buku panduannya) ini tema Cake Shop, beneran ada kue kue mini dari baloknya, lucuuuuu banget! Untuk tahap awal sebelum menuju balok rumit, ieva belajarnya pakai puzzle 3D yang kertas itu, bisa juga kalau mau praktis, nge print dari inte