Another new year....
Untuk pasutri yang kepisah jauh kayak aku dan suami, urusan anak bisa jadi hal yang memusingkan, apalagi anak kami udah dua sekarang. Untuk urusan meluangkan waktu bersama/liburan, apalagi....sudah jelas lebih memusingkan....
Sejak hamil anak pertamaku, ieva, aku sudah biasa mandiri, begitupun suamiku. Untunglah suamiku tinggal di camp untuk karyawan, jadi urusan laundry dan makan (dimana kaum adam biasanya paling males ngurus dua hal ini) gratis tis... Begitupun saat ieva lahir, dua minggu langsung ditinggal papanya. Tinggallah aku di rumah mertua, komplit dengan kebingungan dan keruwetan ngurusin bayi baru lahir. Sampai hari ini, ieva berumur 3 tahun 9 bulan, kami masih long distance. Malah udah lahir adiknya, Imelda. Nasib Imelda setali dua tangan ama kakaknya, dua minggu langsung ditinggal papanya lagi, hehehe... Kali ini aku yang urus Imelda sendirian, dibantu ieva yang bisa disuruh ambilin popok, tissu, dan berbagai pernak-pernik bayi:)
Membesarkan 1 balita dan 1 baby bener-bener menguras tenaga dan pikiran. Biasanya jam 6 sore aku udah kehabisan tenaga menghadapi rutinitas seharian, dari bangun tidur jam 6,nyiapin bekal, mandiin anak-anak, anter jemput ieva beserta carseat bayi, ngurusin dagangan di waktu sela, nganter barang ke kurir, kasih makan anak-anak 3x sehari dikali 2 anak, nemenin ieva main dan meladeni mulutnya yang lagi aktif banget, menit demi menit adalah hal yang berarti banget. Jam 7 atau 8 malam saatnya komunikasi sama suami via telepon. Namun karena kami berdua sama-sama lelah, kadang ada obrolan yang macet, apalagi sambil megangin telepon, mataku juga sibuk ngawasin dua anak itu. Namun aku boleh bangga sama suamiku, selama 9 tahun kami kenal, komunikasi via telepon hampir 100%,jarang banget absen. Banyak pasutri yang tinggal serumah tapi sibuk dengan urusannya masing-masing. Selesai telpon jam 10an, masih harus nemenin ieva sampe jam 12 malam, dari bayi dia tidurnya malem banget. Kalau imelda karena bayi yang "taat aturan", selalu tidur jam 9. (Fiuhhhh, syukurlah gak dua-duanya tidur jam 12!) . Total aktivitasku tanpa berhenti adalah 18 jam sehari! Kalau pegawe, udah dibayar mahal banget nih uang lemburnya...
Rutinitas dan jadwal seperti diatas selama 5 tahun ini, sedikit banyak mulai mempengaruhi mentalku. Makin galak, makin cepet marah, kesabaran menipis, dll dll. Kurasa nggak cuma aku, siapapun yang udah jadi ibu pasti kenal banget ama situasi yang aku ceritain di atas. Boro-boro istirahat, sempat minum teh sambil duduk 10 menit aja udah bagus. Kesempatan kami buat berlibur juga jarang dalam 5 tahun menikah ini.
Apakah aku pernah menangisi kondisi long distanceku dengan suami? Jujur, pernah. Tapi nggak sering. I think I'm just too busy to think about it. Terutama kalau lagi capek banget dan nggak ada yang bisa diajak ngobrol tentang kecapekan kita.
Yeah, besok adalah hari terakhir di tahun 2012. Another new year's eve, dimana orang semua sibuk merayakan bersama orang terdekatnya. Aku akan merayakannya lagi...sendiri. Cuci kaki gosok gigi bersama anak-anak, dan berusaha tidur pukul 23.00, bangun keesokan hari. Buatku, nggak ada malam Tahun Baru, semua malam dan hari adalah sama....
Untuk pasutri yang kepisah jauh kayak aku dan suami, urusan anak bisa jadi hal yang memusingkan, apalagi anak kami udah dua sekarang. Untuk urusan meluangkan waktu bersama/liburan, apalagi....sudah jelas lebih memusingkan....
Sejak hamil anak pertamaku, ieva, aku sudah biasa mandiri, begitupun suamiku. Untunglah suamiku tinggal di camp untuk karyawan, jadi urusan laundry dan makan (dimana kaum adam biasanya paling males ngurus dua hal ini) gratis tis... Begitupun saat ieva lahir, dua minggu langsung ditinggal papanya. Tinggallah aku di rumah mertua, komplit dengan kebingungan dan keruwetan ngurusin bayi baru lahir. Sampai hari ini, ieva berumur 3 tahun 9 bulan, kami masih long distance. Malah udah lahir adiknya, Imelda. Nasib Imelda setali dua tangan ama kakaknya, dua minggu langsung ditinggal papanya lagi, hehehe... Kali ini aku yang urus Imelda sendirian, dibantu ieva yang bisa disuruh ambilin popok, tissu, dan berbagai pernak-pernik bayi:)
Membesarkan 1 balita dan 1 baby bener-bener menguras tenaga dan pikiran. Biasanya jam 6 sore aku udah kehabisan tenaga menghadapi rutinitas seharian, dari bangun tidur jam 6,nyiapin bekal, mandiin anak-anak, anter jemput ieva beserta carseat bayi, ngurusin dagangan di waktu sela, nganter barang ke kurir, kasih makan anak-anak 3x sehari dikali 2 anak, nemenin ieva main dan meladeni mulutnya yang lagi aktif banget, menit demi menit adalah hal yang berarti banget. Jam 7 atau 8 malam saatnya komunikasi sama suami via telepon. Namun karena kami berdua sama-sama lelah, kadang ada obrolan yang macet, apalagi sambil megangin telepon, mataku juga sibuk ngawasin dua anak itu. Namun aku boleh bangga sama suamiku, selama 9 tahun kami kenal, komunikasi via telepon hampir 100%,jarang banget absen. Banyak pasutri yang tinggal serumah tapi sibuk dengan urusannya masing-masing. Selesai telpon jam 10an, masih harus nemenin ieva sampe jam 12 malam, dari bayi dia tidurnya malem banget. Kalau imelda karena bayi yang "taat aturan", selalu tidur jam 9. (Fiuhhhh, syukurlah gak dua-duanya tidur jam 12!) . Total aktivitasku tanpa berhenti adalah 18 jam sehari! Kalau pegawe, udah dibayar mahal banget nih uang lemburnya...
Rutinitas dan jadwal seperti diatas selama 5 tahun ini, sedikit banyak mulai mempengaruhi mentalku. Makin galak, makin cepet marah, kesabaran menipis, dll dll. Kurasa nggak cuma aku, siapapun yang udah jadi ibu pasti kenal banget ama situasi yang aku ceritain di atas. Boro-boro istirahat, sempat minum teh sambil duduk 10 menit aja udah bagus. Kesempatan kami buat berlibur juga jarang dalam 5 tahun menikah ini.
Apakah aku pernah menangisi kondisi long distanceku dengan suami? Jujur, pernah. Tapi nggak sering. I think I'm just too busy to think about it. Terutama kalau lagi capek banget dan nggak ada yang bisa diajak ngobrol tentang kecapekan kita.
Yeah, besok adalah hari terakhir di tahun 2012. Another new year's eve, dimana orang semua sibuk merayakan bersama orang terdekatnya. Aku akan merayakannya lagi...sendiri. Cuci kaki gosok gigi bersama anak-anak, dan berusaha tidur pukul 23.00, bangun keesokan hari. Buatku, nggak ada malam Tahun Baru, semua malam dan hari adalah sama....
Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.
Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati
Pengkhotbah. 7:8
Happy New Year 2013 bagi yang merayakan!