Asyik, libur tanggal merah! Si papa lagi cuti juga, seneng deh ieva dan imelda main terus jalan-jalan. Siang ini makan di Chicken Village. Tempat ini enak, aku beberapa kali kesana dan selalu pesan dim sum nya. Suasananya juga enak, penuh tapi nggak sumpek, dan pelayanannya cepat. Kali ini aku pesan Ayam dengan saus Orange, tahu goreng bawang putih dan spicy, sup jagung, dan siomay. Nuansanya emang rada chinese, tapi semua Halal kok. Ayamnya enak, crispy, cuma saus orangenya aku kurang suka. Kalau tahunya enak banget. Sup jagung juga standar enak. Overall makan siang kali ini puas! :) Kisaran harganya untuk dim sum 16.000an perporsi (isi 3 atau 4 pcs), makanan sekitar Rp 40ribu/porsi, sup sekitar Rp 20ribu/mangkuk kecil, minuman sekitar 15rb. Asyik kok tempatnya:)
Nggak terasa 7 tahun berlalu sejak aku lulus dari bangku kuliah. Tapi bicara tentang ITB "masa dulu", tentu lebih banyak alumni dan pakar yang sukses dan lebih pantas untuk nulis ulasan di blognya, misalnya... Aburizal Bakrie, mungkin? hahaha... *bad idea, tampaknya beliau terlalu sibuk buat nulis blog ITB dari udara tahun 1920-an Mungkin angkatanku, 2001, adalah angkatan peralihan, dimana ITB mulai tahun 2002 mulai memberlakukan penerimaan "jalur khusus" yang dikenal luas sebagai jalur orang pintar (dan berduit). Sejak saat itu lapangan-lapangan di ITB yang rimbun mulai dipugar menjadi parkir mobil. Hanya memakan waktu sekitar tiga angkatan, saat aku lulus di 2005, kedua lapangan besar di depan Aula Barat dan Aula Timur sudah disesaki mobil mahasiswa. Lapangan basket yang terkenal sejak jaman dahulu dengan kerimbunannya mulai dibongkar, yang kini menjadi area Student Centre dengan arsitektur barunya yang minimalis dan gersang. Satu-persatu bangunan kenanga...