Skip to main content

Menggila di Daiso

Sambil liburan, iseng mampir ke Daiso di mall Paris van Java Bandung. Niatnya nggak mau beli apa-apa, tapi pas ngliat jajaran rak dengan ratusan alat, ngiler juga.... (―˛ ―٥)

Akhirnya karena lagi getol pengen nyiapin bekal buat sekolah ieva nanti (si emak yang terlalu bersemangat, sekolahnya aja masih bulan depan, dan ieva juga belom bisa makan sendiri sekarang), yang aku beli semua alat bento (nasi bekal ala jepang). Tapi milihnya harus hati-hati, biar nggak rugi, kadang ada barang yang cocok dengan harga Rp 22.000 nya Daiso, kadang ada yang lebih murah kalo beli di toko lain. Untuk alat bento, kebetulan bulan lalu udah sempat searching dulu di internet, jadi kisaran harganya udah hapal:p
Ini beberapa yang dibeli:

Food Drawing Pen
Pen plastik yang bisa diisi kecap,saus tomat, coklat cair, untuk melukis bentuk mata, mulut dsb di nasi bekal. Bisa juga pakai Nori Puncher, yaitu puncher untuk nori lembaran (banyak dijual di supermarket), untuk bentuk mata, mulut dll. Mengingat kepraktisan, di rumah lebih gampang nemuin kecap dan saus tomat daripada nori, akhirnya aku milih food drawing pen ini dibanding nori puncher.

Food Cutter
Yang ini tema cetakan 1 set garden, ada bentuk bunga, daun, rumput, kupu-kupu. Bisa untuk motong keju, telur dadar, sayuran, roti jadi bentuk yang kita suka,untuk menghias nasi bekal anak kita.

Bread cutter
Kalo alat bento yang ini aku beli di olshop www.bento-eshop.com , satu set pemotong roti bentuk kelinci, beruang, bunga. Untuk alat-alat bento yang awal kukoleksi ini, bread cutter 1 set ini favoritku banget. Gampang pakainya, roti tawar isi mentega dipotong pakai cutter ini, dicetak muka si kelinci/beruang/bunga, langsung jadi dan pasti bagus hasilnya:)

\(´▽`)/ ieva cepet gede yaa, biar bisa dibuatin bento yang lucu-lucu ituuu...

ini hasil bento pertama:



Popular posts from this blog

Review tempat main anak BSD

Aduuh udah lamaaa bertahun-tahun nggak buka blogspot lagi, gara-gara INSTAGRAM EFFECT.... bikin males nulis dan nggak produktif. Padahal kalau secara penyimpanan memori, lebih asyik blogspot yang nanti bisa diwariskan ke anak-anak lho... Ceritanya kali ini mau cerita aja tentang area main anak sekitaran BSD walaupun baru 3 tahun tinggal resmi disini. Hari biasa aktivitas aku sama anak-anak udah mayan padat, apalagi sejak ieva masuk SD dan imelda masuk TK, otomatis muternya yaaa sekitaran BSD doang, hehehe.... Eniwey, BSD sekarang macet banget yah. Sejak ada Hall ICE dan AEON, tiap weekend daerah putaran maut ITC-BSD Junction itu pasti muacet pol. Dasarnya gw emak males ngesot jalan-jalan, ini cerita beberapa tempat main anak: 1. Little Jungle, Flavor Bliss, Alam Sutera Harga Tiket 2016: WEEKDAYS  Reguler 40.000,-/anak. VIP 60.000/anak, pendamping 10.000/orang. VIP itu bisa main yangoutbond segala. WEEKEND Reguler 60.000,-/anak. VIP 90.000/anak, pendamping 15.000/orang. VIP

Mengurus Perpanjangan Paspor Anak Tangerang Selatan

Mengurus perpanjangan paspor anak (paspor biasa, bukan e-paspor) nggak terlalu rumit prosedurnya, untuk area BSD aku ambil di : UNIT LAYANAN PASPOR KANTOR IMIGRASI KELAS 1 TANGERANG Ruko Golden Boulevard Blok E No 5-6, Lengkok Karya, Serpong Utara, Tangerang Selatan 15310 Syarat: Unduh/download aplikasi Layanan Paspor Online Ikuti petunjuk di aplikasi itu (daftarkan email kita, isi data sesuai perintah) Untuk imigrasi BSD ini pendaftaran antrian semua harus dari aplikasi ini, dan bukalah aplikasi ini harus hari Jumat mulai pukul sampai Minggu , itu untuk dapat nomor antrian selama 1 minggu ke depan. Di aplikasi, klik menu Antrian, pilih di peta, kantor Imigrasi tangerang Selatan, pilih hari apa dan jam berapa kita mau ke kantor itu untuk bawa berkas asli dan fotokopi. Jika sudah lengkap semua data, akan langsung dapat nomor antrian dan barcode antrian di hape kita, beserta hari rencana kedatangan.  Sambil menuju hari H, kita lengkapi dulu berkas hadcopynya: Fotokopi

ITB, Dulu dan Sekarang

Nggak terasa 7 tahun berlalu sejak aku lulus dari bangku kuliah. Tapi bicara tentang ITB "masa dulu", tentu lebih banyak alumni dan pakar yang sukses dan lebih pantas untuk nulis ulasan di blognya, misalnya... Aburizal Bakrie, mungkin? hahaha... *bad idea, tampaknya beliau terlalu sibuk buat nulis blog ITB dari udara tahun 1920-an Mungkin angkatanku, 2001, adalah angkatan peralihan, dimana ITB mulai tahun 2002 mulai memberlakukan penerimaan "jalur khusus" yang dikenal luas sebagai jalur orang pintar (dan berduit). Sejak saat itu lapangan-lapangan di ITB yang rimbun mulai dipugar menjadi parkir mobil. Hanya memakan waktu sekitar tiga angkatan, saat aku lulus di 2005, kedua lapangan besar di depan Aula Barat dan Aula Timur sudah disesaki mobil mahasiswa. Lapangan basket yang terkenal sejak jaman dahulu dengan kerimbunannya mulai dibongkar, yang kini menjadi area Student Centre dengan arsitektur barunya yang minimalis dan gersang. Satu-persatu bangunan kenanga