Skip to main content

Wisata 9 Hari 8 Malam Hongkong, Macau, Shenzen, Malaysia dengan Anak (2)

Day 1 -29 Oktober 2016 (Flight)

Berangkat dari rumah jam 08.00 pagi untuk flight ke Kuala Lumpur jam 11 siang. Kami pilih Malaysia Airlines karena udah termasuk bagasi, waktu transit cuma 1 jam an, dapat makan siang jadi gak ribet lagi untuk anak-anak. Di pesawat dapatnya menu enak, dory goreng dan kentang, anak-anak suka banget. Jam 14.00 siang sampai di Kuala Lumpur (KLIA),tapi kita langsung transit ke gate sebelahnya untuk lanjut flight ke Hongkong jam 15.30. Jadi asik banget gak tunggu lama dan bandaranya praktis nggak usah jalan kemana-mana untuk transitnya. Jam 15.30 kami udah berangkat ke Hongkong naik maskapai yang sama, kali ini lama 4 jam. Dapat makan lagi dengan porsi lebih gede karena ini flight yang jaraknya lebih jauh. Ada beef steak dan mashed potato, side dishnya orange cake. Ada saladnya juga tapi anak-anak gak suka salad. Jam 20.00 kami sampai di Hongkong International Airport (HKIA). Perjalanan dimulai!


Bandara HKIA guede buanget, untuk keluar pesawat sampai ambil koper butuh waktu sekitar 1 jam. Dari Arrival Gate, naik kereta bandara ke terminal lain, untuk ambil koper dan imigrasi. Ikuti petunjuk arah di bandara dengan teliti ya pas bagian mau naik kereta.  Untung dah kenyang jadi kami nggak beli makanan lagi disini. Hongkong bulan akhir oktober ini suhunya malam sekitar 24 derajat jadi masih cukup panas juga. Sempet agak kecewa hihiii secara udah beli jaket tebal.


Keluar dari gate selesai ambil koper, sudah sekitar jam 21.30. Pertama kali kami beli kartu Octopus (baca petunjuk lengkap di Youtube) . Untuk membeli kartu ini bisa dengan mudah didapatkan di setiap loket manapun setelah menyelesaikan proses imigrasi. Kartu ini akan berguna untuk semua transportasi umum di HK seperti bus, turbo jet, MTR, bahkan bisa juga untuk melakukan pembayaran di 7 Eleven. Kartu ini bisa diisi ulang top up di setiap stasiun MTR dan 7 Eleven. Harga kartu Octopus untuk orang dewasa 100 HK $ per orang dan untuk anak 100 HK $ per anak dengan deposit yang sudah included didalamnya, yakni masing-masing 50 HK $ per kartu Octopus yang bisa direfund ketika tidak menggunakannya lagi. Jadi total Octopus cards yang kami beli ialah 400 HK $ untuk 2 orang dewasa dan 2 anak.


Kami rencana mau naik bus ke arah hostel kami di Mongkok. Keluar dari bandara, lihat video di Youtube itu belok ke kanan, okee kita belok kanan dan betul disana langsung berjejer halte bus. Kami cari halte bus A21 yang melewati Mongkok. Ternyata nunggu agak lama sekitar 20 menit, akhirnya bus datang. Harga ticket 33 HK $/ orang dewasa dan 16 HK $ / anak. Di Hongkong harga ticket untuk anak dan orang lanjut usia (senior citizen) harganya setengah dari harga ticket orang dewasa, namun tidak berlaku untuk turbo jet ferry. Anak-anak kelihatan capek tapi happy. Harus lihat papan petunjuk di dalam bus supaya nggak terlewat haltenya. Di Mongkok kami berhenti di halte, terus jalan sedikit menuju hotel Ah Shan. Petunjuk arah semua dipelajari dari Youtube. Itulah enaknya piknik jaman sekarang, semua udah ada di Youtube Kita sampai daerah Mongkok sekitar pukul 23.,00 dan masih kayak jam 19.00 ramenya kalo di Jakarta. Alias ruameeee buangettttt.....


Check in di Ah Shan (jam 23.00 sampai hotel)

Hihi bener loh orang HK galak-galak. Di meja resepsionis ieva lagi lihat-lihat sekitaran langsung diomelin sama yang punya hostel. Ah Shan ini hostel semi backpacker yaa, karena kita akan jarang di hotel, kita milih yang pokonya deket MTR dan bisa tidur. Hostel Ah Shan letaknya di jantung Mongkok, dekat pintu masuk D2 MTR Mongkok. Banyak 7 Eleven, dan yang paling penting untuk darurat: dekat McD!!! Yang asyik lagi, persis berseberangan sama pasar malem Ladies Market yang terkenal di dunia itu.
Di Ah Shan ada Kamar mandi dalem, bersiiih. Kamarnya standarlah, gak bagus gak jelek, besarnya sekitar 5x4 m. Ukuran segini untuk di HK yang terkenal pelit banget ama space, udah termasuk luas. Nggak ada breakfast, jadi aku bawa migelas buat hari-hari awal pasti nggak sempat belanja. Ada air panas juga, jadi malem itu langsung dehhh saking capenya, habis mandi langsung tidur. Anak-anak juga kasihan, mereka hebat banget seharian enggak rewel.





Day 2 -30 Oktober 2016 (Ngong Ping, The Peak, Peak Tram, Madame Tussauds)

Note: Perjalanan hari ini semuanya butuh PAKAIAN TEBAL. Terutama untuk anak-anak.

Ngong Ping & Buddha Village

Pagi-pagi selesai sarapan mi instant, sekitar jam 7 pagi kami berangkat Setelah itu kami berangkat dengan tujuan Ngong Ping Cable Car dengan memakai MTR di stasiun mongkok menuju stasiun Tung Chung.  Kalo jalan sendirian gampang, kami bawa dua anak kecil, jadi harus ekstra tahan banting, hehehe... Kartu Octopus berguna baik disini, nggak susah kok. Tinggal ikuti semua petunjuk di stasiun dan peron, jangan salah naik arah yaa... Kami terpesona sama sistem transportasi di HK ini, ada 3 lantai ke bawah stasiun MTR nya, ke seluruh HK ada keretanya dan on time. 

Cara ke Ngong Ping:
Pertama, kita naik MTR menuju Tung Chung (line Orange). Ikuti papan petunjuk 'Ngong Ping Cable Car' karena kita masih harus keluar stasiun dan jalan sekitar 200-300 meter. Keluar di stasiun Tung Chung, ketemu City Gate Outlets dimana banyak orang foto-foto dan nongkrong di lapangan luas itu. Karena pagi, udara masih dingin sekali, kami sengaja pilih bulan Oktober November dimana HK sedang ada di musim terbaiknya. Kami langsung ikuti petunjuk arah, dan nggak antri waktu naik eskalator menuju cable car. 

Tiket cable car kami beli langsung disitu dengan harga total 470 $ HK untuk 2 orang dewasa dan 2 anak. 

Btw ada dua jenis cable car, yang lantainya kaca, dan lantainya biasa (standard). Karena daku phobia ketinggian, yang lantai biasa aja dahhh.....


Ngong Ping cable car merupakan The Longest Cable Car in the World, 5,7 km jaraknya. Nggak heran perjalanannya pun spektakuler. Kami satu box sama 3 turis Malaysia yang cukup ramah. Perjalanan menuju gunung tempat patung Buddha raksasa (tinggi +/- 60 meter) memakan waktu sekitar 25 menit. Kita disuguhi pemandangan indah (yang jarang bisa aku nikmatin soalnya takut banget ama ketinggian), termasuk airport HKIA dari ketinggian kelihatan jelas. Anak-anak happy banget, udara nya dingin jadi wajib pakai baju tebal. Sampai di stasiun cable car di atas, wiiiii seneng banget. Dari kejauhan sudah kelihatan patung Buddha terbesar di dunia. Kita ikutin jalan aja, menyusuri Ngong Ping Village yang pemandangan dan settingnya dibuat kayak berasa nonton film Hongkong. Kami sarapan mie bentar di salah satu toko disini, Setelah foto dan menyusuri desa mini itu, sampai di lapangan luas di bawah patung Buddha. Kami nggak naik, karena rame sekali, dan kasihan sama anak-anak karena perjalanan hari ini masih panjang takut mereka kecapean atau sakit. Setelah puas, kami pulang turun lagi naik cable car yang sama. Di pintu keluar ada toko souvenir, si papa beli foto kami buat kenang-kenangan (pas naik cable car kita semua difoto untuk diambil saat mau pulang. Bayarlah nggak gratis, hehe) . Sampai di bawah lagi, di City Gate Outlets, jam sudah menunjukkan pukul 12.30 an dan ternyata oh ternyata....... antrian menuju cable car yang ke arah atas Ngong Ping, itu panjangnya sampai ratusan meter! Waduh bersyukur banget kami tadi berangkat pagi-pagi jadi masih sepi. Jadi catatan utama dari perjalanan Ngong Ping ini: HARUS PAGI  HARI LANGSUNG BERANGKAT. 




Kami memutuskan mau beli tiket di daera Tsim Sha Tsui (TST). Di TST ini ada hostel yang udah terkenal di seantero dunia maya, GOLDEN CROWN. Lokasinya, naik MTR ke arah TST, keluar dari stasiun ada McD di seberang jalan dan gedung Standard Chartered besar. Di sebelahnya ada pintu kecil tulisannya Golden Crown. Sebenernya kami  mau nginap disini, tapi waktu itu sudah full semua. Hostel ini banyak direkomendasikan oleh turis Indonesia. Ohya di TST ini buanyak banget suara orang bercakap-cakap dengan bahasa Indonesia, hehee... Masuk ke Golden Crown, sempit buanget, papa beli tiket macem-macem untuk Disneyland, Peak Tram 1 st (bolak-balik plus Madame Tussauds), tiket SkyTerrace, tiket Ocean Park HK. Semuanya dengan harga miring. Sebelumnya, waktu belum berangkat, bisa buka website dulu di http://www.goldencrownhk.com/ untuk cek semua harga tiket miringnya. 


Peak Tram

Kami makan siang dulu di McD daerah TST. Anak-anak mulai capek dan jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Kami jalan kaki lagi, naik MTR  ke arah Central dengan keluar di exit J2. Lalu jalan kaki melewati st. John's Katedral hingga lurus terus sambil menanjak menuju st. John building peak teram. (yang ternyata jauh banget dan menanjak, kalo bawa anak pastiiii rewel) . Petunjuk arah menuju Peak Tram ini sangat membingungkan jadi sebaiknya baca peta dengan lebih teliti. Sampai di lokasi, eng ing engg..... antrinya makkkk.....
Muka ieva langsung kelihatan bete lihat antriannya. Gila super gila. 1 jam antri berdesak-desak, ieva- imel kayak udah mau pingsan. Apa karena hari Minggu ya? Jadi parah banget gitu. Peak Tram adalah tram khusus yang jalan di jalur menanjak hingga 50 derajat kemiringan. Jalur tram ini sudah dipakai sejak 1888 , jadi waktu tram datang, agak lega deh, Si Papa aja sampai berdiri karena penuh banget. Perjalanan seru, tranm miring, pemandangan di kanan-kiri juga indah sekali. Waktu itu sudah mulai sore, jadi sesuai perkiraan kami, pas malam sampai di The Peak karena mau lihat lampu-lampu indah dari atas. Perjalanan pakai tram ini cuma sekitar 10 menit kok.

Sebagai informasi, kami juga baru mengetahui dari pembicaraan orang yang antri bahwa untuk weekend di hari sabtu-minggu di atas jam 10 pagi hingga malam, antrian wahana rekreasi di Hongkong selalu penuh dengan turis. Kami sedikit menyesal juga mendahulukan wahana peak tram ini di hari Minggu mengingat anak-anak terlihat sangat lelah.


Madame Tussauds


Menunggu hari makin malam, kami ke museum Madame Tussauds dulu. Masuk kesana enggak antri, dan kami udah ada tiket satu paket yang dibeli di TST tadi. Kami membeli paket Madame Tussauds + peak tram pulang pergi + sky terrace. Saat itu telah sore mendekati malam dan Kami mengatur rencana untuk memasuki terlebih dahulu madame tussauds agar bisa melihat pemandangan hongkong di waktu malam di sky terrace yang sangat fenomena itu. Seneng banget lihat anak-anak mulai semangat lagi setelah teler antri. Museum ini emang asyik, aku nyari banget patung pak Jokowi, tapi ternyata belum adaaa....yaudah deh foto ama patung Pak Soekarno juga gapapa... Banyakkk banget yang bisa difoto disini. Dan ieva karena dia udah 7 tahun, udah mulai bisa mencerna tokoh-tokoh yang ada disitu. Banyak juga patung bintang film Mandarin dan Korea yang aku nggak tahu, hihihi....

Selesai dari museum ini, kami menuju ke lantai atas, yaitu restoran Bubba Gump. Pengen banget makan disini, tapi kok antrinya amit-amit. Setelah nunggu 30 menit kami nyerah dan ganti tujuan ke Burger King. Udah laper bangetttt.... Udara malam mulai dingin banget, sama Dago Pakar di Bandung mah jauh, lebih dingin disini. Selesai makan, kami naik eskalator ke atas, menuju Sky Terrace. Di Sky terrace kita bisa lihat pemandangan menakjubkan Hongkong dari atas. Sayangnya penuh banget jadi nggak nyaman juga terlalu lama di atas. Puas foto-foto, kami rencana mau turun,  mau pulang. Dan OMG antri lagiiiiii....antri Peak Tram lagi sekitar 1 jam, di tengah udara dingin buanget. Imel udah tidur kecapean jadi harus digendong, ieva udah kecapean banget, hehehe....Akhirnya sampai di bawah, kami mutusin naik taksi saja ke Mongkok, karena udah nggak kuat lagi kalo harus jalan kaki ke Central dan naik MTR. Supir taksinya jutek abissss...tapi karena suamiku tipe orang yang jago bernegosiasi, lama-lama si supir melunak. Akhirnya sampai di Ah Shan lagi, mandi, tidurrrr..... makin terharu sama anak-anakku yang super tabah hari ini :)






Popular posts from this blog

Baby Einstein Video

Sejak usia 4 bulan, aku sering puterin video Baby Einstein buat anakku. kenapa aku pilih video ini? 1. Baby Einstein isi materinya menarik, ada jalan cerita pakai fabel binatang. Tokoh binatangnya juga variasinya nggak banyak,jadi gampang diingat sama anakku:) ada pelajaran tentang warna,bentuk,angka,dan yang paling penting, musik!:) 2. Errr...tidak menganjurkan yang bajakan sih krn gampang rusak, tapiii...kalau budget terbatas ya gapapalah beli bajakannya, hahaha prinsip ekonomi banget *malu* 3. Materinya macem2 dan mendidik banget, mulai dari angka, bentuk, warna,melukis, main, menyanyi ada semua,aku kurang tahu 1 set lengkap sebenernya ada berapa dvd, kayaknya sekitar 20 judul deh... 4. Pas muterin video,kitanya bisa istirahat bentar,hueeh kadang namanya mama kan bisa capek juga... Sebaiknya dalam sehari juga nggak sering-sering, sejam cukup:) Actually, aku ngga pernah kasih anakku nonton tv lokal dari dia bayi... menurutku tayangannya nggak ada yang "sehat". Lebih baik ki...

Review tempat main anak BSD

Aduuh udah lamaaa bertahun-tahun nggak buka blogspot lagi, gara-gara INSTAGRAM EFFECT.... bikin males nulis dan nggak produktif. Padahal kalau secara penyimpanan memori, lebih asyik blogspot yang nanti bisa diwariskan ke anak-anak lho... Ceritanya kali ini mau cerita aja tentang area main anak sekitaran BSD walaupun baru 3 tahun tinggal resmi disini. Hari biasa aktivitas aku sama anak-anak udah mayan padat, apalagi sejak ieva masuk SD dan imelda masuk TK, otomatis muternya yaaa sekitaran BSD doang, hehehe.... Eniwey, BSD sekarang macet banget yah. Sejak ada Hall ICE dan AEON, tiap weekend daerah putaran maut ITC-BSD Junction itu pasti muacet pol. Dasarnya gw emak males ngesot jalan-jalan, ini cerita beberapa tempat main anak: 1. Little Jungle, Flavor Bliss, Alam Sutera Harga Tiket 2016: WEEKDAYS  Reguler 40.000,-/anak. VIP 60.000/anak, pendamping 10.000/orang. VIP itu bisa main yangoutbond segala. WEEKEND Reguler 60.000,-/anak. VIP 90.000/anak, pendamping 15.000/orang. ...

ITB, Dulu dan Sekarang

Nggak terasa 7 tahun berlalu sejak aku lulus dari bangku kuliah. Tapi bicara tentang ITB "masa dulu", tentu lebih banyak alumni dan pakar yang sukses dan lebih pantas untuk nulis ulasan di blognya, misalnya... Aburizal Bakrie, mungkin? hahaha... *bad idea, tampaknya beliau terlalu sibuk buat nulis blog ITB dari udara tahun 1920-an Mungkin angkatanku, 2001, adalah angkatan peralihan, dimana ITB mulai tahun 2002 mulai memberlakukan penerimaan "jalur khusus" yang dikenal luas sebagai jalur orang pintar (dan berduit). Sejak saat itu lapangan-lapangan di ITB yang rimbun mulai dipugar menjadi parkir mobil. Hanya memakan waktu sekitar tiga angkatan, saat aku lulus di 2005, kedua lapangan besar di depan Aula Barat dan Aula Timur sudah disesaki mobil mahasiswa. Lapangan basket yang terkenal sejak jaman dahulu dengan kerimbunannya mulai dibongkar, yang kini menjadi area Student Centre dengan arsitektur barunya yang minimalis dan gersang. Satu-persatu bangunan kenanga...