Skip to main content

Wisata 9 Hari 8 Malam Hongkong, Macau, Shenzen, Malaysia dengan Anak (5)

Day 8 (Legoland) 5 November 2016


Karena malas naik bus, si Papa pesenin pesawat (maskapai Malindo Air) buat ke Johor Bahru menuju Legoland. Jadwalnya pesawatnya ambil yang pagi jam 9.40, sampai Johor Bahru jam 11.00, tiket pesawat udah beli dari Jakarta via Traveloka.






Kalau ke Legoland (Johor Bahru) naik bus bisa makan waktu 8-10 jam dari terminal Bersepadu Selatan, kalau dari KL Central 8 jam. Kalau pesawat sekitar 60 menit udah sampai, berangkatnya dari bandara Sultan Abdul Azis  (Subang Airport), dari hotel di daerah Pudu Raya ke bandara Subang naik taksi 40 ringgit. Sampai bandara Johor Bahru naik taksi lagi lumayan jauh ke Legoland, sekitar satu jam, sebenernya akses Legoland ini kurang bagus yah, entahlah kalau sekarang udah ada akses yang lebih baik dari tahun kita pergi di 2016 itu.

Sampailah kita di Legoland! Suasana agak mendung dan sepi, bisa dibilang Legoland ini sepi banget.
Kita keliling, naik beberapa wahana, anak-anak seneng banget disini, karena pada seneng main Lego dari kecil.

Makan siang di Legoland, aku milih nasi Hainan yang enak dan porsinya gede. Ada menu anak juga, macam-macam dan banyak porsinya. Suasana kafetaria Legolandnya lucu, warna-warni dan bikin mood anak happy untuk makan.

Sore hari jam 4 kita cabut dari Legoland, naik pesawat jam 17.30, sampai di  Malaysia kita udah dijemput sama taksi langganan kita, ada Bapak Taksi baikkk banget pas kita pertama sampai di malaysia, akhirnya kita pakai dia aja untuk langganan keliling Malaysia. Lalu kita muter-muter dulu ke Petronas, dan sekitar Malaysia, diantar si Bapak ini. Malam ini udah puas, lalu siap packing untuk balik ke Jakarta besok harinya.



Day 9 Kembali ke Jakarta 6 November 2016



Popular posts from this blog

Baby Einstein Video

Sejak usia 4 bulan, aku sering puterin video Baby Einstein buat anakku. kenapa aku pilih video ini? 1. Baby Einstein isi materinya menarik, ada jalan cerita pakai fabel binatang. Tokoh binatangnya juga variasinya nggak banyak,jadi gampang diingat sama anakku:) ada pelajaran tentang warna,bentuk,angka,dan yang paling penting, musik!:) 2. Errr...tidak menganjurkan yang bajakan sih krn gampang rusak, tapiii...kalau budget terbatas ya gapapalah beli bajakannya, hahaha prinsip ekonomi banget *malu* 3. Materinya macem2 dan mendidik banget, mulai dari angka, bentuk, warna,melukis, main, menyanyi ada semua,aku kurang tahu 1 set lengkap sebenernya ada berapa dvd, kayaknya sekitar 20 judul deh... 4. Pas muterin video,kitanya bisa istirahat bentar,hueeh kadang namanya mama kan bisa capek juga... Sebaiknya dalam sehari juga nggak sering-sering, sejam cukup:) Actually, aku ngga pernah kasih anakku nonton tv lokal dari dia bayi... menurutku tayangannya nggak ada yang "sehat". Lebih baik ki...

Review tempat main anak BSD

Aduuh udah lamaaa bertahun-tahun nggak buka blogspot lagi, gara-gara INSTAGRAM EFFECT.... bikin males nulis dan nggak produktif. Padahal kalau secara penyimpanan memori, lebih asyik blogspot yang nanti bisa diwariskan ke anak-anak lho... Ceritanya kali ini mau cerita aja tentang area main anak sekitaran BSD walaupun baru 3 tahun tinggal resmi disini. Hari biasa aktivitas aku sama anak-anak udah mayan padat, apalagi sejak ieva masuk SD dan imelda masuk TK, otomatis muternya yaaa sekitaran BSD doang, hehehe.... Eniwey, BSD sekarang macet banget yah. Sejak ada Hall ICE dan AEON, tiap weekend daerah putaran maut ITC-BSD Junction itu pasti muacet pol. Dasarnya gw emak males ngesot jalan-jalan, ini cerita beberapa tempat main anak: 1. Little Jungle, Flavor Bliss, Alam Sutera Harga Tiket 2016: WEEKDAYS  Reguler 40.000,-/anak. VIP 60.000/anak, pendamping 10.000/orang. VIP itu bisa main yangoutbond segala. WEEKEND Reguler 60.000,-/anak. VIP 90.000/anak, pendamping 15.000/orang. ...

ITB, Dulu dan Sekarang

Nggak terasa 7 tahun berlalu sejak aku lulus dari bangku kuliah. Tapi bicara tentang ITB "masa dulu", tentu lebih banyak alumni dan pakar yang sukses dan lebih pantas untuk nulis ulasan di blognya, misalnya... Aburizal Bakrie, mungkin? hahaha... *bad idea, tampaknya beliau terlalu sibuk buat nulis blog ITB dari udara tahun 1920-an Mungkin angkatanku, 2001, adalah angkatan peralihan, dimana ITB mulai tahun 2002 mulai memberlakukan penerimaan "jalur khusus" yang dikenal luas sebagai jalur orang pintar (dan berduit). Sejak saat itu lapangan-lapangan di ITB yang rimbun mulai dipugar menjadi parkir mobil. Hanya memakan waktu sekitar tiga angkatan, saat aku lulus di 2005, kedua lapangan besar di depan Aula Barat dan Aula Timur sudah disesaki mobil mahasiswa. Lapangan basket yang terkenal sejak jaman dahulu dengan kerimbunannya mulai dibongkar, yang kini menjadi area Student Centre dengan arsitektur barunya yang minimalis dan gersang. Satu-persatu bangunan kenanga...