Skip to main content

hati vs pikiran

Saat menjalani hari-hari membosankan, sering pikiran kita dirasuki bermacam hal yang negatif.

Seperti malam ini, saya melamun banyak akan hubungan jarak jauh dengan suami, yang bulan ini genap dijalani 4 tahun. Kadang pikiran negatif muncul, seperti "Banyak pasangan lain yang nggak perlu susah payah berpisah, tapi kok tetap dikaruniai materi dan kehidupan berlebih",atau "Enak sekali dia, setiap saat suami selalu ada dan siap sedia disampingnya", dan berbagai pikiran buruk lainnya.

Tapi menjelang malam saya semakin berpikir, bahwa itu semua pikiran itu hanya khayalan saya. Hanya pikiran yang sekedar sampai di otak. Saat saya bertanya pada hati saya, "Bersediakah saya menukar suami saya dengan semua yang saya minta diatas?" Saya tidak mau. 4 tahun ini, saya punya suami yang "sempurna" di mata saya. Orang bilang, nggak ada orang yang sempurna, namun kalau saya meluangkan waktu untuk lebih banyak bersyukur, lebih banyak merenung, lebih banyak berdoa, ternyata SEMUANYA SEMPURNA!

Apa yang saya jalani sekarang, 100% direncanakan oleh Tuhan, dan oleh kami, saya dan suami. Mungkin kalau dikasih hal-hal seperti saya inginkan diatas, saya harus menukarnya dengan suami saya. Mungkin saya nggak akan menikah dengan orang seperti dia (that i could never imagine to marry someone but him).

Karena Tuhan adalah ADIL.

Kalau saya minta diberi kelebihan di hal-hal lain, manusia tipe seperti suami saya tentu akan diberikan Tuhan kepada wanita lain yang lebih baik lagi dari saya :) (soalnya suami saya beneran manusia yang sangat sangat baikkkk lhoo...kyknya idaman banyak wanita banget deh, hehehe)

Thank You God, atas semua berkat-Mu di kehidupan saya...


"...dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!" (Mazmur 139: 16-17)

Popular posts from this blog

Baby Einstein Video

Sejak usia 4 bulan, aku sering puterin video Baby Einstein buat anakku. kenapa aku pilih video ini? 1. Baby Einstein isi materinya menarik, ada jalan cerita pakai fabel binatang. Tokoh binatangnya juga variasinya nggak banyak,jadi gampang diingat sama anakku:) ada pelajaran tentang warna,bentuk,angka,dan yang paling penting, musik!:) 2. Errr...tidak menganjurkan yang bajakan sih krn gampang rusak, tapiii...kalau budget terbatas ya gapapalah beli bajakannya, hahaha prinsip ekonomi banget *malu* 3. Materinya macem2 dan mendidik banget, mulai dari angka, bentuk, warna,melukis, main, menyanyi ada semua,aku kurang tahu 1 set lengkap sebenernya ada berapa dvd, kayaknya sekitar 20 judul deh... 4. Pas muterin video,kitanya bisa istirahat bentar,hueeh kadang namanya mama kan bisa capek juga... Sebaiknya dalam sehari juga nggak sering-sering, sejam cukup:) Actually, aku ngga pernah kasih anakku nonton tv lokal dari dia bayi... menurutku tayangannya nggak ada yang "sehat". Lebih baik ki...

Review tempat main anak BSD

Aduuh udah lamaaa bertahun-tahun nggak buka blogspot lagi, gara-gara INSTAGRAM EFFECT.... bikin males nulis dan nggak produktif. Padahal kalau secara penyimpanan memori, lebih asyik blogspot yang nanti bisa diwariskan ke anak-anak lho... Ceritanya kali ini mau cerita aja tentang area main anak sekitaran BSD walaupun baru 3 tahun tinggal resmi disini. Hari biasa aktivitas aku sama anak-anak udah mayan padat, apalagi sejak ieva masuk SD dan imelda masuk TK, otomatis muternya yaaa sekitaran BSD doang, hehehe.... Eniwey, BSD sekarang macet banget yah. Sejak ada Hall ICE dan AEON, tiap weekend daerah putaran maut ITC-BSD Junction itu pasti muacet pol. Dasarnya gw emak males ngesot jalan-jalan, ini cerita beberapa tempat main anak: 1. Little Jungle, Flavor Bliss, Alam Sutera Harga Tiket 2016: WEEKDAYS  Reguler 40.000,-/anak. VIP 60.000/anak, pendamping 10.000/orang. VIP itu bisa main yangoutbond segala. WEEKEND Reguler 60.000,-/anak. VIP 90.000/anak, pendamping 15.000/orang. ...

ITB, Dulu dan Sekarang

Nggak terasa 7 tahun berlalu sejak aku lulus dari bangku kuliah. Tapi bicara tentang ITB "masa dulu", tentu lebih banyak alumni dan pakar yang sukses dan lebih pantas untuk nulis ulasan di blognya, misalnya... Aburizal Bakrie, mungkin? hahaha... *bad idea, tampaknya beliau terlalu sibuk buat nulis blog ITB dari udara tahun 1920-an Mungkin angkatanku, 2001, adalah angkatan peralihan, dimana ITB mulai tahun 2002 mulai memberlakukan penerimaan "jalur khusus" yang dikenal luas sebagai jalur orang pintar (dan berduit). Sejak saat itu lapangan-lapangan di ITB yang rimbun mulai dipugar menjadi parkir mobil. Hanya memakan waktu sekitar tiga angkatan, saat aku lulus di 2005, kedua lapangan besar di depan Aula Barat dan Aula Timur sudah disesaki mobil mahasiswa. Lapangan basket yang terkenal sejak jaman dahulu dengan kerimbunannya mulai dibongkar, yang kini menjadi area Student Centre dengan arsitektur barunya yang minimalis dan gersang. Satu-persatu bangunan kenanga...